Kamis, 19 Maret 2009

FUNNY STORY

1. Bakwan Kawi

Sepulang sekolah biasanya anak-anak di sekolah aku nggak langsung pulang dulu. Ada yang ikut organisasi, ngobrol, dan ada juga yang makan. Anak-anak kos seperti aku biasanya makan di sekolah. Rasanya jauh lebih enak saja. Lebih berkesan.

Menu makanan di halaman sekolah aku banyak macamnya. Ada yang jualan mie ayam, soto, siomay, ataupun bakwan kawi. Mungkin ada yang belum tahu bakwan kawi ya? Itu lho, sejenis bakso atau apalah—berasal dari Malang, isinya ada bakso, tahu, dll. Karena dari Malang itulah sering juga disebut bakwan kawi Malang. Bakwan malang itu adalah salah satu makanan favorit aku. Karena apa ya? Yang namanya cinta memang nggak bisa dijawab sich! Lho, kok malah jadi ngomongin cinta?Lanjut aja ya!

Suatu hari aku beli bakwan kawi kesukaan aku itu. O, iya, mungkin karena rasanya mirip sama bakso—aku jadi suka. Aku maniak sama garam(Pengen cepetan nikah kali ya!). Setelah selesai bayar, langsung aku makan di d ekat teman aku yang sedang asyik ngobrol dengan temannya teman aku, he…he…he.Bakwan kawi rasanya emang enak, tapi ngobrol sama teman jauh lebih mengasyikkan. Nggak nyangka, habis makan bakwan kawi aku malah ikutan nimbrung dengan teman aku dan temannya teman aku itu tadi. Eh, nggak tahunya malah kelepasan…

Setelah kurang lebih dua jam lamanya, aku baru nyadar kalau tadi sebelum ngobrol aku sempat makan bakwan kawi. Aku jadi teringat sama penjual bakwan kawi juga—kira-kira masih ada apa nggak. Nggak lama kemudian aku langsung menengok kea rah penjual bakwan kawi tadi. Dan ternyata benar, penjual bakwan kawi itu sudah lenyap, sementara mangkok bakwan kawi itu masih tergenggam erat di tangan aku. Aku bingung mangkok itu mau aku taruh dimana.

Pertamanya aku berpikir gimana kalau aku titipin petugas keamanan alias satpam di sekolah aku. Masalahnya, mangkok itu belum dicuci. Akhirnya, pikiran terakhir aku menjawab kalau lebih baik aku bawa pulang.Lanjutannya nih, aku pulang ke kos sambil membawa mangkok yang belum dicuci itu. Mau gimana lagi? Masak mau dimasukkan ke dalam tas? Teman kos aku yang pulang bareng sama aku menertawakan juga. Habisnya….nasi sudah menjadi bubur. Esoknya, aku balikin mangkok itu ke penjual bakwan, dan tentunya juga disertai minta maaf .***

2. Lampu Merah






Siapa sih, yang nggak kenal sama lampu merah yang begitu menyebalkan? Itu lho, lampu lalu lintas! Sebenarnya warnanya nggak cuman merah sih(ada kuning dan hijau), tapi orang-orang lebih suka menyebutnya dengan istilah lampu merah. Nggak pernah kan, denger orang bilang, “ Awas, ada lampu hijau!”—atau “Awas, ada lampu kuning!”

Kesan pertama aku sama lampu merah itu….aku kagum banget. Waktu aku masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, aku kira lampu merah itu pinter lho. Tapi, sekarang malah jadi sebel deh!Yang namanya anak-anak pasti masih sangat lugu dan polos. Aku kira lampu merah itu nggak jauh bedanya dengan robot, komputer, dan atau kalkulator—punya otak! Padahal, nggak kan?

Yang membuat aku kagum sama lampu merah:a) Seakan-akan bisa melihat kendaraan, padahal jelas-jelas nggak punya matab) Bisa ngatur kendaraan biar nggak macetc) Bisa saling melengkapi, maksudnya kalau sebelah sana nyuruh kendaraannya jalan(warnanya hijau), sebelah sini nyuruh berhenti(warnanya merah).Ih…sekarang aku jadi nyesel deh, sudah nganggep lampu merah itu makhluk yang pintar. Soalnya udah gede sih…kan tahu kalau lampu merah itu cuman alat buatan manusia yang nggak punya otak sama sekali.

Mau tahu nggak kesan aku pada lampu merah sekarang? Malah jadi sebel deh! Soalnya cuman bikin lama sampai tujuan. Kenapa harus ada lampu merah ya? Tapi emang berguna juga sih! Aku nggak bisa mbayangin seandainya makhluk yang bernama lampu merah itu nggak pernah ada di muka bumi ini—sudah berapa puluh bahkan ratusan atau ribuan orang yang meninggal gara-gara kecelakanan lalu lintas. Makanya, jangan coba-coba ngelanggar lampu merah ya? Kalau nggak ketilang malah tabrakan. Pilih mana, hayo? ***

3. Hausyang-Hausyang

Ada yang suka nonton film Mandarin nggak? Kalau suka, pasti tahu dong—Kabut Cinta! Itu lho, film Mandarin yang dibintangi sama Vicky Zhou—artis cantik bermata indah. Siapa lagi ya, bintangnya? Seingat aku, nama tokoh utamanya Ruping, Erhau, Yiping, dll. Apalagi yang disukai selain cerita film Mandarin kalau bukan soundtracknya? Ya iyalah…soundtrack film Mandarin terkenal bagus dan keren. Bahkan MP3 dan kasetnya juga ada.





Di film Kabut Cinta ini soundtrack yang terkenal berjudul Hausyang-Hausyang, yang dalam bahasa Indonesia berarti “akung-akung”. Versi Bahasa Jawanya juga ada lho! Kalau nggak salah dinyanyikan sama Didi Kempot, salah satu penggalannya :“Akung-akung, sing tak akung”Kangen-kangen kangen ning atikuIndahe wengi iki Aku tansah kelinganLamun sliramu lan sesandinganTresnane atiku mung kanggo sliramu”

Kelihatannya sok romantis banget ya, kalau kita dengerin. Tapi emang iya sich! Nah, to the point aja ya langsung ke ceritanya. Pas aku SMA kan di Jogja tuh. Yah, peningkatan dikit dikit lah, jadi dikenalin sama temen aku yang namanya photo box. Tapi yang ini bukan photo box, tapi karaoke box.

Nah, ceritanya, di karaoke box itu…aku ama temen aku yang namanya M(inisaial) milih lagu Hausyang-Hausyang. Maklumlah, kita berdua sama-sama penggemarnya lagu-lagu Mandarin walaupun kedua-duanya bukan orang Mandarin. Waktu masuk di karaoke box, aku udah seneng banget dan tentunya siap-siap ambil suara. Eh, nggak tahuya, lagu Hausyang-Hauakung versi Mandarin yang aku pilih sama temen aku itu syairnya juga dari sononya alias dari Mandarin. Wakakak…! Alhasil, kami berdua nggak tahu apa-apa n asal nyanyi ngawur! Huah…yang pasti nggak karuan gitu deh,,asal song sing song nggak jelas..yang penting biar kedengeran kayak orang nyanyi lagu Mandarin, padahal aslinya nggak tahu blas!Lucunya lagi, tiap lagu kan dikasih nilai.

Nah, ternyata nih, nilai karaoke kami berdua dapet 83. T.O.P B.G.T deh, kalo dibandingin sama karaoke-karaoke yang sebelumnya yang cuman dapet 60-70 angka.
Padahal, jelas – jelas lagu ini syairnya ngawur…Yah, mungkin keberuntungan baru ada di pihak kami kali ya!***

3. Sepatu dan Alexandria


Ini waktu pertama kalinya aku ke bioskop. Habis, rumahku di desa sich, Bantul city, the town of gempa bumi..tet teretet….emang iya sih, Bantul terkenal gara-gara diguncang gempa bumi. Lupain gempa, lupain Bantul….n yang mau kita bahas yaitu cerita tentang bisokop!

Aku sama mantan temen SMP aku sebut aja namanya Putri,,jalan-jalan ke bisokop buat nonton film..ya iyalah,,masak ke bioskop buat makan nasi goreng. Waktu itu film baru yang lagi dibuka judulknya Alexandria. Pasti udah pada tahu dong, film yang dibintangi Jullie Estelle(kembaran aku kalo dilihat dari Menara Eifel pake sedotan terus dilipat-lipat terus disumpeli pake kerikil) yang ceritanya tentang percintaan…wah, pokoknya gitu deh, intinya tentu aja cinta.

Yah, film Indonesia emang temanya kalo nggak cinta mesti misteri, jadi kapan bisa maju? Aku kasih saran deh, buat Industri perfliman Indonesia moga-moga bisa melestarikan dan bikin film yang beda.Yang namanya calo pasti selalu ada di tiap bioskop,,itu loh, orang yang kerjaanya naikin harga karcis asli terus jadi berapa kali lipatnya.

Huah..emang sih, kami berdua hampir mau beli dari calo, terus akhirnya masih ada di loket lainnya. Yang bayarin di loket tentu temen aku. Jujur nih, aku belom berpengalaman di bioskop,,gimana mau pengalaman, orang baru sekali? He…he…he. Selagi teman aku antri beli karcis, aku duduk-duduk di kursi yang ada di dekat situ. Eh, tiba-tiba, tanpa disadari, sepatu vantovel aku jebol, men! Lihat gambarnya nih!

Ceritanya nih, di bagian hak sepatu alias tumitnya patah. Hah, bodoh banget nggak sih! Padahal, tentu aja kalau bagian situ patah jadi sepatunya bukan sepatu hak tinggi alias sepatu hak pendek. Ditambah lagi, hak sepatu itu lumayang tinggi, dan yang rusak cuma satu sepatu aja. Yah, dang w bingung harus ngapain lagi. Akhirnya ada ide.

Untungnya aku nggak sengaja bawa kantun plastic hitam(nggak tahu ya…sisa apa) and akhirnya aku masukin hak sepatu yang patah itu ke kantung plastic, terus aku jalan sambil ketungklak ketungklik deh!

4. Salam Tarawih



Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh….

Salam apa yang nggak butuh dijawab? Jawabannya salam pas sholat dunk. Iya iyalah! Jadi keinget temen aku sebut aja namaya Parjo(nama sam
aran). Pas lagi pelajaran agama Islam ditanyain sama gurunya: “Salam apa yang nggak butuh dijawab?” Eh, karena temen aku itu rada-rada nyleneh anaknya. Dijawab ngasal, “Salam cinta, Pak!” Nah, karena skenario ceritanya guru agama si Parjo itu rada-rada serius, alhasil tiba-tiba beliau mutung deh! Huuuah…emang ya, laki-laki kadang-kadang juga sensitif. Laki-laki juga manusia, bro! Endingnya, si Parjo harus minta maaf sama guru agama karena kenakalannya itu. Tapi kali ini bukan Parjo yang aku certain…beda lagi.

Ini tetangga aku, sebut aja namanya Rani. Tapi pas aku masih kecil, kayaknya pas masih SD gitu deh! Di kampung aku ada semacam madrasah, kayak TPA gitu deh! Di madrasah itu, tiap bulan ramadhan ada salat tarawih, yang anak kecil sama orang tua dibedain. Nah, karena waktu itu aku masih kecil, aku ikut di kelompoknya anak kecil deh! Yang namanya anak-anak pasti pikirannya juga masih aneh. Ada yang shalat tarawih sambil bawa komik, ada yang bawa mi dan makanan kecill lainnya-sekedar buat selingan biar nggak capek.

Lagian, shalatnya juga masih belum utuh, ada yang satu rokaat shalat, habis itu berhenti, terus sholat lagi, jadi kalau dijumlah total cuma shalat separonya aja. Ada juga yang nggak sholat sama sekali, malah keasyikan nggosip-yah, maklumlah masih anak TK nggak punya tanggungan. Kalo tetangga aku yang mau aku certain itu nggak masuk dalam kategori anak yang malas. Malah, dia rajin sholatnya n pas kebetulan sholatnya lagi disamping aku.

Urutannya aku, dia, terus tembok. He…he….he. pas rampung sholat, pasti diakhiri dengan salam. Nggak terduga, ternyata Rani nggak Cuma salam doang, tapi juga sambil cium tembok lowh! Wakakak… Eh, anak kecil emang aneh ya!***

5. Perjalanan Akhir Sang Sepatu

Banyak yang bilang masa-masa SMA adalah masa yang paling indah. Isn’t right? Yah, tapi menurut aku, yang namanya orang hidup itu kadang di atas, kadang di bawah. Kalau sedang di bawah, baru manusia inget sama yang di Atas, tapi kalau pas lagi di atas, jangan sampai kita bersikap sombong dan lupa diri. Wez… Ceritanya, di sekolah aku banya sekali klub-klub ekstra kulikuler. Yah, sebenarnya aku sempat bingung sih mau milih yang mana. Tapi, karena waktu ada acara gojlokan di sekolah, aku alhamdulillah menang lomba esai sekelas. (nyombong dikit nggak papa lah).Karena berbekal itulah aku lalu mendaftar klub karya tulis. Tapi, di luar dugaan aku, aku tidak diterima.

Ya sudahlah, mungkin karena esai penyaringan aku yang kurang bagus atau tes wawancara aku nggak sukses. Jujur dan nggak, akhrnya aku daftar sie kepramukaan. Yah…bisa dibilang karena nggak ketrima jadi korban pelampiasan. Karena nggak didasari cinta, aku nggak begitu aktif di pramuka. Tapi ada rasa bersalah juga kalau aku benar-benar nggak loyal di sana.

Dan akhirnya, pas kelas XII SMA aku ikut salah satu program kepramukaan dimana aku harus jalan sepangjang 100 km salam waktu empat hari. Busyet banget! Padahal, kalau ditilik-tilik fisik aku agak lemah fisik, dari sekian kecerdasan dari 8 kecerdasan aku nggak pernah bisa yang namanya olahraga. Hahahaha. Jadi keinget waktu pas masih SD dulu, uluwh uluwh, dulu aku sendiri sama temen aku yang disuruh loncat tinggi dilihatin sama banyak orang karena kita berdua yang paling nggak bisa. Terus sampei dilihatin gitu deh. Ditepuk tangani. Lucu alias malu. Hehehe.

Oya, taklanjutin deh ceritanya. Nggak ngerasa deh udah nyampei finish. Pas maen lewat di gunung ditemenin sama mas-nya katanya aku keren. Sumpah! Pas lewat di gunung - gunung ga nyangka deh, aku bisa ngelewatin gunung-gunung yang super gedhe kayak gitu. Haha. Terus pas di situ aku dibilangin sama mas-nya kalo aku yang tubuhnya kecil bisa menaklukkan gunung-gunung yang besar. Terus mas yang nganterin aku itu bilang kalo besok diceritain sama anak-anakku kalo ibunya yang kecil bisa lewat gunung yang besar.

Lucu juga. Emang, dari sekian kelompokku bahkan dari sekian peserta aku mesti ikut bagian kelompok penjaring. Heheh. Ya,, tapi banyak pengalamannya juga sih…Ngomong-ngomong niyh,,kan perjalannanya lewat buanyak tempat tuwh, ada gunung, ada jalan, ada warung juga! Dan pas aku lagi di arung udah mau ending ceritanya, dan waktu itu aku nggak pake sepatu karena sepatuku tak taroh di kresek. Uluwh, terus aku mampir di warung. Maklumlah, perjalanan jaooh segitu pasti haus banget.

O ya, akhirnya aku naroh sepatuku di deket warung situ soalnya aku pas lagi capek. Udah minum the banyag gitu tho, ternyata malah aku langsung ngelayap pergi. Hahaha. Aku terus udah nyampai jembatan deket sungai yang gede banget. Eh, ternyata, aku baru inget kalo sepatu yang tak taroh di kresek itu ternyata ketinggalan di warung. Hahahaha. Uwda deh, nasib si sepatu yang ketinggalan di warung, aku balik nggak pake sepatu sampei rumah. Hikmah dari perjalanan itu aku harus ngerelain sepatuku itu buat jadi tumbal. ***

6. Katarak Hoki




Ini bukan ceritaku. Tapi bapakku. Maklumlah, kalau umur udah menginjak usia kepala empat ke atas udah wajar kalau matnya kena katarak. Dan yang sekarang ini bapakku yang kena. Hahaha. Kalo menurutku siyh, mata itu organ yang penting banget. Coba dipikir, kalo nggak punya mata kita bisa ngapain coba? Jalan, nabrak, makan nggak bisa ngelihat apa yang dimakan, tidur ama nggak tidur sam aja, nggak bisa ngelihat apapun, hehehe.

Nggak bisa baca, nggak bisa nulis, nggak bisa ngapa- ngapain lagi, selain meraba dan meraba.Pertamanya siyh, udah nyoba berbagai macam pengobatan alternative, kayak terapi pemijatan mata, gurah mata, dan istilah-istilah lainnya tentang mata. Tapi hasilnya nihil. Yawh, kayaknya itu semua Cuman akal-akalan si tukang obat. Tukang tipu. Sebenernya, kita nggak bisa sih langsung menjudge kayak gitu, haha. Tapi yaudahlah, namanya jaman semakin tua semakin susah. Semakin banyak orang jahat dan menghalalkan segala cara. Tapi kalo mau percaya sih boleh-boleh aja, hehe. Asalkan harus berani rugi sekian ribu bila nggak berhasil. Namanya juga manusia. Udah namnya kepepet pasti segala cara. Ibaratnya, orang yang nggak dapet jodoh datengin dukun. Nggak ngelihat dari pejabat sampai presiden, udah kepentok berbagai macam cara, akhirnya pakai cara di luar logika. Karena carea pengobatan alternative nggak bisa, akhirnya paki cara dokter. Waktu itu habis sekitar lima ratus ribuan di obat.

Setelah menyerah pakai obat, akhirnya pakai cara medis deh, di kedokteran mata di yogya. Habisnya sekitar lima jutaan tapi langsung sembuh. Hahaha. Setelah dioprasi matanya langsung ditutup pakai kapas. Sebelah mata ditutup pakai kapas, tapi sebelahnya nggak. Pas waktu itu bapakku lagi jalan pake motor terus nggak nyangka deh akhirnya malah ada ketilang di polisi.

Aku kan lagi bonceng waktu itu. Nah, bapakku yang ketilang polisi STNK-nya kebawa sama ibukku alias nggak ada! Dan bapakku waktu itu malah lagi bawa STNK yang motorku satunya lagi. Hihihihi. Oiya, tahu nggak, aku juga sempat takut juga sama polisi. Eh, akhirnya udah nyampe giliranku yang diabsen. Akal-akalannya bapakku. Gini nih dialognya . . .

Polisi : Maaf pak, mana STNK - nya ya?
Bapakku : Oh ya, ini STNK-nya (ngasih STNK yang palsu karena STNK-nya yang asli lagi ketlingsut dibawa sama ibu)
Polisi : Oh ya, ini, kayaknya STNK yang bukan punya motor ini deh!
Bapakku : (Akting) Hah, masa iya sih pak, kayaknya udah bener.
Polisi : Cobva dilihat lagi, ni teliti dong!
Bapakku : Oh iya, salah! Maaf pak, kemarin habis oprasi katarak (pas itu lagi makai tutup mata sebelah) jadi nggak terlalu jelas.
Gimana nih pak? Saya kan nggak tahu.
Polisi : wah, yang namanya hokum kan harus ditegakkan,, tapi kalau buat saya sih oke oke aja. Nggak papalah, kasihan bapak.Bapakku : jadi nggak ketilang nih?
Polisi : iya iyalah….tapi jangan bilang siapa-siapa ya. Polisi juga manusia, hehehe.Wakakak, habis dari itu aku pengen ngakak. Ternyata lucu juga ya. Hahahaha. Seorang polisi mau membebaskan tahanannya yang habis operasi katarak. Duh…duh….katarak hoki! Makasih katarak….! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar